Nglegok, 1 Oktober 2025 – Pagi itu, Rabu, 1 Oktober 2025, suasana di halaman MI Miftahul Huda terasa lebih hening dan syahdu dari biasanya. Di bawah hangatnya sinar matahari pagi, barisan siswa-siswi berdiri rapi, mengenakan seragam lengkap dengan atributnya. Hari itu, keluarga besar madrasah berkumpul untuk melaksanakan Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila.
Sejak pagi buta, para petugas upacara—yang merupakan siswa-siswi pilihan—telah bersiap di posisinya masing-masing. Wajah-wajah mungil mereka memancarkan keseriusan dan rasa tanggung jawab yang besar, tak kalah sigap dibandingkan orang dewasa. Guru, staf, dan karyawan pun turut berbaris rapi, memberikan teladan kedisiplinan bagi para siswa.
Tepat pukul 07.00 WIB, upacara dimulai. Suasana menjadi hening seketika saat Sang Saka Merah Putih dikibarkan, diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dinyanyikan serentak. Tangan-tangan kecil terangkat memberikan hormat, mencerminkan ketulusan hati tunas-tunas bangsa ini dalam menghargai simbol negaranya.
Bertindak sebagai pembina upacara adalah Kepala MI Miftahul Huda, Dalam amanatnya yang menyejukkan, beliau menyampaikan pesan tentang pentingnya Pancasila sebagai “rumah” bagi keberagaman Indonesia yang harus dijaga oleh setiap santri.
“Anak-anakku yang shaleh dan shalehah, hari ini kita mengenang sejarah penting bangsa. Pancasila telah terbukti sakti sebagai pemersatu kita. Sebagai pelajar madrasah, cara kita menjaga Pancasila adalah dengan meneladani akhlak mulia: rajin belajar, patuh kepada guru dan orang tua, rukun dengan teman, serta gemar menolong. Ingatlah, mencintai tanah air adalah sebagian dari iman (Hubbul Wathon Minal Iman),” tutur beliau dengan lembut namun tegas.
Momen sakral terjadi saat pembacaan Teks Pancasila yang ditirukan oleh seluruh peserta, serta pembacaan Ikrar Kesaktian Pancasila yang menggema di seluruh penjuru madrasah. Rangkaian acara ditutup dengan doa bersama yang dikhususkan bagi para Pahlawan Revolusi yang telah gugur sebagai syuhada kusuma bangsa. Doa yang dipanjatkan dengan khusyuk tersebut menjadi wujud rasa terima kasih dan penghormatan tertinggi generasi masa kini.
Bagi peserta didik MI Miftahul Huda, upacara ini bukan sekadar rutinitas berdiri di lapangan. Ini adalah “kelas terbuka” untuk belajar tentang sejarah, pengorbanan, dan cinta tanah air. Melalui peringatan ini, madrasah berharap nilai-nilai luhur Pancasila dapat tertanam kuat di hati para siswa, menjadi bekal mereka tumbuh menjadi generasi yang tidak hanya cerdas secara agama dan akademik, tetapi juga teguh menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pancasila Sakti, Indonesia Jaya, Madrasah Hebat Bermartabat!






